Selamat Bergabung

Mari kita berbagi informasi dan saling memberi di area ini. Kita bisa bersinergi dan bekerjasama untuk melakukan kegiatan positif demi persaudaraan dan kesejahteraan saat ini dan masa depan.

Selasa, 30 September 2014

Luak Nan Tuo atau Pemukiman Awal

Yon Wardi Anwar 

Guguk adalah merupakan pusat pemerintahan dari ulayat Ranah. Wilayah Ranah adalah dari Sialang Balantak Basi, sampai ke Saut Sungai Rimbang, terus ke Jopang Manganti, Mungka Koto Tuo, Maek Muaro Takus, sampai ke Sialang Durian Tinggi. Hilirnya Ke Tambun Sarilamak sampai Ke Taram nan Tujuah dan Bukit Limbuku, hingga Paraku Anjiang Mudiak Yang Selingkar Batang Sinamar, Selingkung Batang Lampasi. Di mana sekarang ini merupakan wilayah dari Kecamatan Guguak, Suliki, Bukit Barisan, Mungka,Payakumbuh, Harau, dan Kapur IX.
Yang menjadi Raja di Ranah bernama Dahan Daro gelar Datuk Bandaro Hitam berkedudukan di Talago Gantiang. Menurut mitos, sang raja bernama demikian karena lahir dan bertempat tingal di bawah kayu aro yang sangat besar. Dt. Bandaro Hitam ini kawin dengan seorang jin perempuan yang cantik jelita anak dari Indojati dan berputra bernama Si Jambi.
Si Jambi ini lahir bersamaan dengan sebilah pisau. Pisau tersebut berikut baju Si Jambi hanyut disaat mandi-mandi di Batang Sinamar. Kesaktian dari si Jambi adalah tidak mempan oleh benda tajam sehingga pada saat si Jambi telah cukup umurnya untuk bersunat tidak ada seorangpun ahli sunat di wilyah Ranah yang pisaunya mampu untuk menyunatkan si Jambi, sehingga menurut saran orang agar dapat mempergunakan pisau yang dibawa oleh si Jambi disaat ia lahir. Mengetahui Pisau tersebut telah hanyut maka Dt. Bandaro Hitam menyuruh rakyatnya untuk menyelami dan mencari pisau Si Jambi yang hanyut tersebut di dalam Batang Sinamar.
Berbagai cara dilakukan supaya pisau tersebut didapatkan, ada yang mempergunakan tangguak, menyerakkan jalo rambang dan jalo panjang tujuah, bermain pukek dengan mayang, menanam lukah dengan tingkalak , dan berkat kesungguhan maka ditemukanlah pisau si Jambi berikut bajunya oleh orang yang sedang melukah di bawah pinang nan sabatang, pinang nan tungga tidak berkawan , dekat durian di takuak rajo di hilia Lareh Sitanang Muaro Lakin di atas Koto Tujuah Sijunjuang. Tempat ditemukannya pisau itu kemudian bernama si Pisau Hanyuik.
Sewaktu upacara sunatan si Jambi ,di Ranah Talago Gantiang dipancang galangang rami. Seluruh utusan Luhak Limopuluah hadir dalam keramaian itu. Termasuk Rajo di Hulu dari Situjuah Banda Dalam Dt. Marajo Simagayur, Rajo di Luhak dari Aie Tabik Dt. Rajo Indo nan Mamangun, Rajo di Lareh dari Sitanang Muaro Lakin Dt. Paduko Marajo,Rajo di Sandi dari Si Pisang Koto Nan Gadang Dt. Parmato Alam Nan Putiah, mereka datang dengan kebesaran adat ulayat masing-masing
Disebutkan dalam Ranah Tigo Buhua di Mudiak dan Tigo Jalua di Hiliayang disebut Tiga Buhul di Mudiak adalah :
  1. Dt. Bandaro Nan Hitam di Talgo Gantiang dengan kebesarannya Gajah Dompak di Talago.
  2. Dt. Rajo Mangkuto di Balai Talang Guguk VIII Kota dengan kebesarannya Cumati di Balai Talang.
  3. Dt. Perpatiah Nan Baringek dengan kebesaranya Kitabullah di Kubang Ruek.
Sedangkan yang disebut dengan Tiga Jalur di Hilia adalah:
  1. Dt. Rajo Kendi di Mungka
  2. Dt. Tumangguang di Taram nan Tujuah
  3. Dt. Panghulu Basa di Bukit Limbuku
Itulah yang disebut dengan dindiang alam naraco adat, bapak camin taruih jatuh keranah, bapak dek anak nan baranam bernama anak timbangan. Sedangkan yang disebut dengan anak yang baranam adalah:
  1. Dt. Angku Soik sebagai Pucuak Bungo Setangkai di Taeh
  2. Dt. Bandaro sebagai Rajo Adat di Simalanggang
  3. Dt. Rajo Baguno sebagai Hulubalang di Piobang
  4. Dt. Dt. Banso Dirajo sebagai Imam di Sungai Beringin
  5. Dt. Sabatang sebagai Juru adat di Gurun
  6. Dt. Dt. Tan Naro sebagai Kadi di Lubuak Batingkok
Sumber Wikipedia