Selamat Bergabung

Mari kita berbagi informasi dan saling memberi di area ini. Kita bisa bersinergi dan bekerjasama untuk melakukan kegiatan positif demi persaudaraan dan kesejahteraan saat ini dan masa depan.

Senin, 24 September 2012

Beginilah sosok Nabi Muhammad | merdeka.com

Beginilah sosok Nabi Muhammad | merdeka.com:


Dihina sebab nihil cela

Senin, 24 September 2012 08:00:00
Reporter: Faisal Assegaf
Dihina sebab nihil cela
Pengunjuk rasa di Ibu Kota Kairo, mesir menurunkan lantas membakar bendera Amerika Serikat. Ini sebagai protes atas film The Innocence of Muslims yang menhina Islam. (nytimes.com)
 
0
 
Serangan 11 September sudah lewat sebelas tahun. Namun rupanya, negara-negara Barat belum bisa melupakan tragedi telah memperburuk citra agama akhir zaman ini. Bahkan sentimen negatif terhadap Islam kian melonjak, seperti survei terbaru oleh lembaga riset Pew.

Penelitian oleh institusi asal Amerika Serikat ini menemukan sepertiga dari tujuh miliar penduduk bumi tinggal di negara-negara mengekang kebebasan beragama, seperti dilansir surat kabar the Guardian. Sebagian besar dari 197 negara memandang Islam dan Kristen sebagai agama pengganggu. Amerika bersama Inggris menjadi negara paling diskriminatif terhadap agama.

Hasil ini dibuktikan dengan munculnya film the Innocence of Muslims yang menyebut Nabi Muhammad penipu dan tukang kawin. Belum lagi kontroversi soal film itu usai, majalah sinis asal Prancis, Charlie Hebdo, melansir lagi sejumlah kartun nabi. Tindakan serupa mereka lakukan enam tahun lalu.

Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia Kiai Makruf Amin, munculnya karya-karya menghina Islam ini lantaran ada pihak-pihak tidak menerima kesempurnaan Nabi Muhammad. "Mereka tidak menerima seseorang (Rasulullah) yang memang diberi keistimewaan dan itu diakui oleh dunia," katanya ketika dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya kemarin.

Tokoh Islam Hidayat Nur Wahid menilai kerap munculnya film, buku, atau kartun melecehkan Rasulullah lantaran pihak Barat masih dilanda Islamphobia (ketakutan terhadap Islam). Dia menegaskan karya-karya semacam itu merupakan bentuk dari pemutarbalikan fakta, kebencian, dan kedengkian.

Selain kecemasan atas Islam, fenomena itu muncul akibat standar ganda berlaku di negara-negara Barat. Produser the Innocence of Muslims, pemimpin redaksi Charlie Hebdo dan surat kabar Jylland Posten, serta Salman Rushdie selalu berlindung atas nama kebebasan berekspresi. Tapi, menurut Hidayat, mereka lupa telah menerapkan beleid yang membatasi kebebasan.

Dia mencontohkan di Amerika terdapat undang-undang Anti-Semit. Aturan ini melarang warga negara mereka menghina kaum Yahudi. Dua profesor sampai diberhentikan dari kampus mereka karena menulis buku menyoroti kekuatan lobi Yahudi di Amerika. "Di Jerman ada undang-undang melarang menyebut Holocaust tidak ada dan di Prancis diterapkan aturan melarang memakai cadar," ujar Hidayat saat dihubungi secara terpisah.

Sebab itu, Hidayat menyokong rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyerukan pembentukan protokol antipenistaan agama. Gagasan itu bakal disampaikan bulan ini saat dia berpidato dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kota New York, Amerika. Apalagi, sejatinya, Dewan Hak Asasi PBB empat tahun lalu mengeluarkan resolusi melarang menistakan agama.

Siapa saja boleh menghina Nabi Muhammad, namun kemuliaan kekasih Allah itu tidak akan pernah ternoda. Sampai-sampai, Michael Hart menempatkan Rasulullah pada peringkat teratas sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah dalam buku the Most Influential Persons in History terbitan 1978.

Hingga kini, belum ada yang berani membuat buku tandingan yang memposisikan putra dari Abdullah itu bukan di tempat teratas.
[fas]


'via Blog this'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

saya menunggu pendapat dan komentar Anda