Luna Maya (lahir di Denpasar, Bali, 26 Agustus 1983; umur 28 tahun) adalah aktris sinetron dan film layar lebar Indonesia yang mengawali kariernya sebagai model iklan dan catwalk.
Menjadi Penulis: 1.
Coba luangkan waktu Anda sejenak melihat situs
ModalHemat.com
Anda akan mendapatkan penghasilantambahan dengan menggunakan sistem kerja mesin otomatis yang pasti akan menghantarkan anda gerbang keberhasilan
Kunjungi saja dulu dan pelajari langkahnya Klik URL ini.
Resolusi penuh (740 × 1.115 piksel, ukuran berkas: 149 KB, tipe MIME: image/jpeg)
Lahir | 26 Agustus 1983 Denpasar, Indonesia |
---|---|
Pekerjaan | Aktris Model Penyanyi |
Tahun aktif | 2004 - sekarang |
Tweet #CeritaTwitter http://app.greenrope.com/j.pl?c=b41370814b882d7f898303e894d74569445f008f6c0c3b3560a6c1d7fad9cade
Pidato Soeharto saat menemukan
pahlawan revolusi
Kamis, 4 Oktober 2012 05:10:00
Reporter: Ramadhian Fadillah
0
Hari ini, tepat 47 tahun lalu, jenazah tujuh pahlawan revolusi berhasil diangkat di Lubang Buaya. Tugas itu dijalankan oleh Pasukan Intai Amfibi KKO TNI AL dengan masuk ke dalam sebuah sumur tua dan memasang tali guna mengevakuasi jenazah.
Sementara itu, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) menjaga ketat lokasi sekitar Lubang Buaya. Dengan senjata terisi penuh, mereka bersiaga. Apalagi malam sebelumnya pasukan Cakrabirawa mencoba mengambil jenazah di dalam sumur. Upaya itu gagal karena pasukan RPKAD berhasil mengusir mereka.
Panglima Kostrad Mayjen Soeharto memimpin penggalian jenazah. Satu per satu jenazah dinaikkan dari dasar sumur. Kondisinya sudah busuk karena sudah tiga hari lebih terkubur dalam sumur yang lembab.
Jenazah Letjen Achmad Yani, Mayjen Mas Tirtodarmo Harjono, Mayjen Siswondo Parman, Mayjen Suprapto,
Brigjen Donald Isaac Pandjaitan, Brigjen Sutojo Siswomihardjo dan Lettu Pierre Tendean langsung dimasukan dalam peti.
Hadirin yang berada di Lubang Buaya diselimuti kemarahan melihat jenazah tujuh pahlawan revolusi. Marah, sedih, haru menyesak bercampur baur. Kebencian pada para penculik dari Gerakan 30 September memuncak.
Soeharto mengucapkan pidato dengan suara berat.
"Pada hari ini 4 Oktober 1965, kita bersama-sama dengan mata kepala masng-masing, kita menyaksikan pembongkaran jenazah para jenderal kita dengan satu perwira pertama dalam satu lubang sumur lama. Jenderal-jenderal kita dan perwira pertama ini telah menjadi korban kebiadaban dari petualang yang dinamakan Gerakan 30 September.
Kalau melihat daerah ini ada di kawasan lubang buaya. Daerah Lubang Buaya termasuk Lapangan Halim. Kalau saudara melihat fakta dekat sumur ini, telah menjadi pusat latihan dari sukwan dan sukwati yang dilaksanakan oleh Angkatan Udara. Mereka melatih anggota Pemuda Rakyat dan Gerwani.
Satu fakta mungkin mereka latihan dalam rangka pertahanan pangkalan tapi menurut anggota Gerwani yang dilatih di sini dan ditangkap di Cirebon, adalah pulang dari Jateng, jauh dari daerah tersebut.
Jadi, kalau melihat fakta-fakta, apa yang diamanatkan Presiden dan Pemimpin Besar Revolusi yang sangat kita cintai, bahwa Angkatan Udara tidak terlibat, mungkin ada benarnya. Tapi, tidak mungkin, tidak ada hubungan dari peristiwa ini daripada oknum-oknum Angkatan Udara.
Saya sebagai anggota daripada Angkatan Darat mengetok jiwa dan perasaan daripada patriot Angkatan Udara bilamana benar-benar ada oknum yang terlibat dengan pembunuhan yang kejam dari para jenderal kita yang tidak berdosa ini.
Saya berharap anggota patriot Angkatan Udara membersihkan anggota Angkatan Udara yang terlibat petualangan ini.
Saya berterimakasih akhirnya Tuhan memberikan petunjuk yang terang jelas pada kita sekalian. Bahwa setiap tindakan yang tidak jujur, bahwa setiap tindakan yang tidak baik akan terbongkar. Saya berterimakasih pada satuan-sartuan khususnya resimen Parako, KKO, satuan lainnya serta rakyat, yang membantu menemukan bukti ini dan turut serta mengangkat jenazah ini. Sehingga seluruh korban bisa ditemukan."
Saat itu Jakarta diselimuti kesedihan. Mendung menggelayuti langit Jakarta. Penemuan jenazah tujuh pahlawan revolusi adalah salah satu momen paling menentukan sejarah Orde Baru. Sebagai balas dendam, kelak lebih dari satu juta anggota dan kader PKI turut menjadi korban Revolusi Oktober.[war]
Sementara itu, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) menjaga ketat lokasi sekitar Lubang Buaya. Dengan senjata terisi penuh, mereka bersiaga. Apalagi malam sebelumnya pasukan Cakrabirawa mencoba mengambil jenazah di dalam sumur. Upaya itu gagal karena pasukan RPKAD berhasil mengusir mereka.
Panglima Kostrad Mayjen Soeharto memimpin penggalian jenazah. Satu per satu jenazah dinaikkan dari dasar sumur. Kondisinya sudah busuk karena sudah tiga hari lebih terkubur dalam sumur yang lembab.
Jenazah Letjen Achmad Yani, Mayjen Mas Tirtodarmo Harjono, Mayjen Siswondo Parman, Mayjen Suprapto,
Brigjen Donald Isaac Pandjaitan, Brigjen Sutojo Siswomihardjo dan Lettu Pierre Tendean langsung dimasukan dalam peti.
Hadirin yang berada di Lubang Buaya diselimuti kemarahan melihat jenazah tujuh pahlawan revolusi. Marah, sedih, haru menyesak bercampur baur. Kebencian pada para penculik dari Gerakan 30 September memuncak.
Soeharto mengucapkan pidato dengan suara berat.
"Pada hari ini 4 Oktober 1965, kita bersama-sama dengan mata kepala masng-masing, kita menyaksikan pembongkaran jenazah para jenderal kita dengan satu perwira pertama dalam satu lubang sumur lama. Jenderal-jenderal kita dan perwira pertama ini telah menjadi korban kebiadaban dari petualang yang dinamakan Gerakan 30 September.
Kalau melihat daerah ini ada di kawasan lubang buaya. Daerah Lubang Buaya termasuk Lapangan Halim. Kalau saudara melihat fakta dekat sumur ini, telah menjadi pusat latihan dari sukwan dan sukwati yang dilaksanakan oleh Angkatan Udara. Mereka melatih anggota Pemuda Rakyat dan Gerwani.
Satu fakta mungkin mereka latihan dalam rangka pertahanan pangkalan tapi menurut anggota Gerwani yang dilatih di sini dan ditangkap di Cirebon, adalah pulang dari Jateng, jauh dari daerah tersebut.
Jadi, kalau melihat fakta-fakta, apa yang diamanatkan Presiden dan Pemimpin Besar Revolusi yang sangat kita cintai, bahwa Angkatan Udara tidak terlibat, mungkin ada benarnya. Tapi, tidak mungkin, tidak ada hubungan dari peristiwa ini daripada oknum-oknum Angkatan Udara.
Saya sebagai anggota daripada Angkatan Darat mengetok jiwa dan perasaan daripada patriot Angkatan Udara bilamana benar-benar ada oknum yang terlibat dengan pembunuhan yang kejam dari para jenderal kita yang tidak berdosa ini.
Saya berharap anggota patriot Angkatan Udara membersihkan anggota Angkatan Udara yang terlibat petualangan ini.
Saya berterimakasih akhirnya Tuhan memberikan petunjuk yang terang jelas pada kita sekalian. Bahwa setiap tindakan yang tidak jujur, bahwa setiap tindakan yang tidak baik akan terbongkar. Saya berterimakasih pada satuan-sartuan khususnya resimen Parako, KKO, satuan lainnya serta rakyat, yang membantu menemukan bukti ini dan turut serta mengangkat jenazah ini. Sehingga seluruh korban bisa ditemukan."
Saat itu Jakarta diselimuti kesedihan. Mendung menggelayuti langit Jakarta. Penemuan jenazah tujuh pahlawan revolusi adalah salah satu momen paling menentukan sejarah Orde Baru. Sebagai balas dendam, kelak lebih dari satu juta anggota dan kader PKI turut menjadi korban Revolusi Oktober.[war]
Gus Dur tidak minta maaf kepada PKI soal tragedi 1965
Selasa, 2 Oktober 2012 02:29:00
Reporter: Baiquni
111
Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum PBNU, Andi Najmi Fuaidi membantah fakta mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah meminta maaf kepada korban tragedi 1965 dari pihak PKI. Menurutnya, Gus Dur hanya mengusulkan adanya forum rekonsiliasi.
"Gus Dur tidak pernah meminta maaf. Gus Dur hanya mengusulkan bagaimana ada permintaan saling memaafkan dari kedua belah pihak," ujar Andi kepada wartawan di sela acara tahlil dan doa bersama untuk ulama dan santri korban PKI di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Senin (1/10).
Andi mengatakan, Gus Dur memang pernah bertemu dengan tokoh PKI untuk membicarakan persoalan rekonsiliasi. Waktu itu, Gus Dur bertemu dengan Pramoedya Ananta Toer yang meminta negara meminta maaf atas pembantaian terhadap PKI.
"Waktu itu, Gus Dur mengiyakan permintaan Pramoedya dengan syarat PKI harus meminta maaf terlebih dulu," tutur Andi.
Andi juga menyatakan, NU tidak akan meminta maaf kepada PKI. Dia bersikeras NU merupakan korban dari PKI.
"Jika ulama didesak untuk meminta maaf, itu tidak akan terjadi. Kami tidak akan meminta maaf karena NU juga korban," tegas dia.[hhw]
"Gus Dur tidak pernah meminta maaf. Gus Dur hanya mengusulkan bagaimana ada permintaan saling memaafkan dari kedua belah pihak," ujar Andi kepada wartawan di sela acara tahlil dan doa bersama untuk ulama dan santri korban PKI di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Senin (1/10).
Andi mengatakan, Gus Dur memang pernah bertemu dengan tokoh PKI untuk membicarakan persoalan rekonsiliasi. Waktu itu, Gus Dur bertemu dengan Pramoedya Ananta Toer yang meminta negara meminta maaf atas pembantaian terhadap PKI.
"Waktu itu, Gus Dur mengiyakan permintaan Pramoedya dengan syarat PKI harus meminta maaf terlebih dulu," tutur Andi.
Andi juga menyatakan, NU tidak akan meminta maaf kepada PKI. Dia bersikeras NU merupakan korban dari PKI.
"Jika ulama didesak untuk meminta maaf, itu tidak akan terjadi. Kami tidak akan meminta maaf karena NU juga korban," tegas dia.[hhw]
Anak tokoh PKI & anak pahlawan revolusi tabur bunga di Kalibata
Senin, 1 Oktober 2012 18:42:48
Reporter: Laurel Benny Saron Silalahi
418
Sore ini anak tokoh PKI dan anak para pahlawan revolusi bertemu. mereka yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Anak Bangsa ini melakukan aksi tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Dalam acara ini dihadiri Sukmawati Soekarnoputri, Ilham Aidit anak dari DN Aidit, Amelia Yani putri dari jenderal Ahmad Yani dan tokoh lainnya.
"Acara ini diadakan untuk memperingati tragedi 1965. Anak Pahlawan Revolusi dan PKI bersatu berziarah di Kalibata," ujar Amelia Yani kepada wartawan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (1/10).
Forum Silaturahmi Anak Bangsa ini sendiri digagas oleh Sukmawati Soekarnoputri. Dan ternyata banyak yang tertarik untuk ikut.
"Dan akhirnya kita bisa berkumpul dan melakukan aksi tabur bunga bersama di sini," imbuh Amelia Yani.[hhw]
Dalam acara ini dihadiri Sukmawati Soekarnoputri, Ilham Aidit anak dari DN Aidit, Amelia Yani putri dari jenderal Ahmad Yani dan tokoh lainnya.
"Acara ini diadakan untuk memperingati tragedi 1965. Anak Pahlawan Revolusi dan PKI bersatu berziarah di Kalibata," ujar Amelia Yani kepada wartawan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (1/10).
Forum Silaturahmi Anak Bangsa ini sendiri digagas oleh Sukmawati Soekarnoputri. Dan ternyata banyak yang tertarik untuk ikut.
"Dan akhirnya kita bisa berkumpul dan melakukan aksi tabur bunga bersama di sini," imbuh Amelia Yani.[hhw]
- Tino Sang Pengembara · Top Commenter · TK aja belum lulus apalagi SMA
skrg mereka para pahlawan.menangis N kecewa melihat para kader" bangsa.seakan lupa dgn sejarah.dgn mengedapankn kepentingan individu N kelompok.
Veri Seribu Pulau · Boss at PT. Hancur Berantakan
saatnya putra dan putri Indonesia berdamai demi persatuan dan kesatuan bangsa,,,
H Welly Koto SH · Top Commenter
jasa mu tiada terkira pahlawan.
kamu adalah korban dari sandiwara kekuasan.
Mizan Silado · Works at EXPAND TRADING
Apakah ini merupakan sinyalemen adanya kebangkitan Sayap Kiri....
KI Asban Tea · Top Commenter · Direktur Utama at PT BADAI TORNADO
Tabur bunga bersama ini memiliki makna yang mendalam. Mereka sadar dan mengetahui bahwa mereka sama telah dijadikan tumbal konspirasi jahat CIA dengan penghianat bangsa yang sesungguhnya.
Menjadi Penulis: 1.
Anda sudah berada di tempat yang tepat,
saya namakan dengan " GERBANG EMAS "; Golden Gate.
Semoga saja terowongan ini menjadi tempat masuk yang baik bagi Anda
guna meraih keberuntungan.Saya mengharapkan seperti itu.
Coba luangkan waktu Anda sejenak melihat situs
ModalHemat.com
Anda akan mendapatkan penghasilantambahan dengan menggunakan sistem kerja mesin otomatis yang pasti akan menghantarkan anda gerbang keberhasilan
Kunjungi saja dulu dan pelajari langkahnya Klik URL ini.
Sukses Selalu!
yanuar abdullah
lihat juga link di bawah ini
Anda tinggal "klik" kanan, dan
buka pada window baru
========================================================
5 Tokoh utama Gerakan 30 September
Senin, 1 Oktober 2012 14:03:20
Reporter: Ramadhian Fadillah
- >
- <
0
Gerakan 30 September masih dipenuhi teka-teki. Siapa yang menjadi dalang sesungguhnya peristiwa yang menelan enam korban jenderal dan satu perwira pertama TNI AD masih abu-abu.
Versi Orde Baru, PKI merupakan pelaku satu-satunya. Ada juga yang menyebut G30S adalah rekayasa CIA. Sebagian pihak berpendapat Soekarno sengaja melakukan hal ini. Ada juga yang menyebut Soeharto merupakan dalang sesungguhnya.
Tapi ada lima pelaku utama yang disepakati merupakan tokoh utama Gerakan 30 September. Terlepas apakah mereka hanya pion atau mereka yang menjadi dalang.
Versi Orde Baru, PKI merupakan pelaku satu-satunya. Ada juga yang menyebut G30S adalah rekayasa CIA. Sebagian pihak berpendapat Soekarno sengaja melakukan hal ini. Ada juga yang menyebut Soeharto merupakan dalang sesungguhnya.
Tapi ada lima pelaku utama yang disepakati merupakan tokoh utama Gerakan 30 September. Terlepas apakah mereka hanya pion atau mereka yang menjadi dalang.
- >
- <
0
1. Sjam Kamaruzaman
Sjam adalah Kepala Biro Chusus, lembaga rahasia di tubuh Partai Komunis Indonesia (PKI). Sjam bertugas merekrut tentara yang mendukung PKI. Tak ada yang tahu sepak terjang Biro Chusus selain Ketua Comite Central PKI DN Aidit.
Aidit banyak berkoordinasi dengan Sjam saat persiapan G30S. Sjam pula yang memanas-manasi Aidit agar cepat bergerak. Dia memberi jaminan pasukan pendukung telah siap.
Sjam seolah-olah memimpin gerakan ini. Para perwira militer G30S PKI seperti Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan Kolonel Latief berada di bawah komandonya.
Nyatanya apa yang digembar-gemborkan Sjam soal dukungan militer G30S tak ada. Dalam waku singkat G30S habis dihancurkan Soeharto. Sjam ditahan di penjara Cipinang dan dieksekusi mati tahun 1986.
[tts]
- >
- <
0
1. Sjam Kamaruzaman
Sjam adalah Kepala Biro Chusus, lembaga rahasia di tubuh Partai Komunis Indonesia (PKI). Sjam bertugas merekrut tentara yang mendukung PKI. Tak ada yang tahu sepak terjang Biro Chusus selain Ketua Comite Central PKI DN Aidit.
Aidit banyak berkoordinasi dengan Sjam saat persiapan G30S. Sjam pula yang memanas-manasi Aidit agar cepat bergerak. Dia memberi jaminan pasukan pendukung telah siap.
Sjam seolah-olah memimpin gerakan ini. Para perwira militer G30S PKI seperti Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan Kolonel Latief berada di bawah komandonya.
Nyatanya apa yang digembar-gemborkan Sjam soal dukungan militer G30S tak ada. Dalam waku singkat G30S habis dihancurkan Soeharto. Sjam ditahan di penjara Cipinang dan dieksekusi mati tahun 1986.
Aidit banyak berkoordinasi dengan Sjam saat persiapan G30S. Sjam pula yang memanas-manasi Aidit agar cepat bergerak. Dia memberi jaminan pasukan pendukung telah siap.
Sjam seolah-olah memimpin gerakan ini. Para perwira militer G30S PKI seperti Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan Kolonel Latief berada di bawah komandonya.
Nyatanya apa yang digembar-gemborkan Sjam soal dukungan militer G30S tak ada. Dalam waku singkat G30S habis dihancurkan Soeharto. Sjam ditahan di penjara Cipinang dan dieksekusi mati tahun 1986.
1
2. Dipa Nusantara (DN) Aidit
Saat DN Aidit merencanakan G30S, tak banyak petinggi PKI yang tahu. Aidit memang tak pernah mengajak jajaran Politbiro dalam rapat-rapat persiapan G30S.
Tapi tak ada orang PKI yang berani menentang DN Aidit. Sebagai Ketua Comite Central PKI dia adalah orang nomor satu dan sangat berkuasa. Aidit dianggap berjasa besar bagi PKI. Aidit sukses membawa PKI menempati urutan keempat pada Pemilu 1955. Saat menjelang 1965, kader dan simpatisan PKI mencapai tiga juta orang. PKI menjadi partai komunis terbesar setelah di Rusia dan China.
Saat G30S berantakan, Aidit lari ke Yogyakarta. Dia kemudian ditangkap tentara saat berada di Solo.
Tentara membawanya ke sebuah sumur tua di markas militer di Boyolali. Di sana Aidit diberondong AK-47 hingga tewas.
Aksi Aidit menyeret PKI pada kehancuran dan derita. Diperkirakan, sekitar sejuta kader dan anggota PKI dihabisi karena dianggap ikut aksi G30S.
3. Letkol Untung
Letkol Untung Sjamsuri adalah komandan militer gerakan 30 September. Atas koordinasi Sjam, Untung memerintahkan pasukannya menculik tujuh jenderal dan membawanya ke Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Rencana berantakan saat para jenderal sudah ada yang ditembak di rumah. Beberapa yang masih hidup kemudian dieksekusi di Lubang Buaya.
Gerakan 30 September gagal total saat Soekarno memerintahkan Untung menghentikan aksinya. Komandan Batalyon I Cakrabirawa ini bingung dan lari ke Jawa Tengah. Untung ditangkap saat menumpang bus malam ke Jawa Tengah.
Dia divonis mati dan akhirnya dieksekusi akhir Maret 1966.
3
4. Brigjen Soepardjo
Brigjen Soepardjo saat itu punya jabatan strategis, Komandan Komando Tempur di Kalimantan. Dia membawahi ribuan prajurit dalam rangka persiapan perang terhadap Malaysia. Tapi menjelang G30S, Soepardjo malah pulang ke Jakarta. Diduga memang perwira ini telah dibina oleh Sjam Kamaruzaman dari Biro Chusus PKI.
Dalam G30S, Soepardjo yang punya pangkat lebih tinggi justru menjadi wakil komandan Letkol Untung. Karena itu walau menerima, beberapa kali Soepardjo mempertanyakan keputusan Untung.
Soepardjo juga punya peran penting sebagai juru bicara G30S untuk menemui Soekarno dan menjelaskan aksi ini. Tapi Soekarno ternyata tidak mendukung aksi G30S, walau juga tidak mengutuknya. Soekarno hanya memerintahkan Soepardjo dkk berhenti bergerak.
Soepardjo ditangkap Satgas Kalong tanggal 12 Januari 1967. Pada bulan Maret tahun yang sama, Soepardjo dseret ke Mahmilub dan akhirnya ditembak mati.
- >
- <
5. Kolonel Abdul Latief
Bersama Letkol Untung dan Brigjen Soepardjo, Kolonel Abdul Latief merupakan salah satu perwira utama pelaku G30S. Saat itu Latief menjabat Komandan Brigade Infanteri I/Djaja Sakti. Jabatannya strategis karena dia membawahi pasukan pengamanan ibu kota.
Setelah G30S gagal, Latief ditangkap tentara Siliwangi di sebuah rumah di Benhil, Jakarta. Kaki Latief ditembak dan ditusuk bayonet. Selama puluhan tahun dia berada di ruang isolasi dan disiksa. Kakinya yang luka tak pernah diobati benar, hingga berbelatung.
Apa sebab Latief diperlakukan sedemikian rupa? Latief sendiri mengaku dia memegang rahasia Soeharto. Sebelum G30S, Latief telah memberi tahu Soeharto soal rencana penculikan para dewan jenderal itu. Latief memang cukup dekat dengan Soeharto.
Latief memang tak sempat dieksekusi, dia menghabiskan siksaan puluhan tahun di penjara. Saat reformasi dia dibebaskan dan meninggal tahun 2005 lalu.
1
2. Dipa Nusantara (DN) Aidit
Saat DN Aidit merencanakan G30S, tak banyak petinggi PKI yang tahu. Aidit memang tak pernah mengajak jajaran Politbiro dalam rapat-rapat persiapan G30S.
Tapi tak ada orang PKI yang berani menentang DN Aidit. Sebagai Ketua Comite Central PKI dia adalah orang nomor satu dan sangat berkuasa. Aidit dianggap berjasa besar bagi PKI. Aidit sukses membawa PKI menempati urutan keempat pada Pemilu 1955. Saat menjelang 1965, kader dan simpatisan PKI mencapai tiga juta orang. PKI menjadi partai komunis terbesar setelah di Rusia dan China.
Saat G30S berantakan, Aidit lari ke Yogyakarta. Dia kemudian ditangkap tentara saat berada di Solo.
Tentara membawanya ke sebuah sumur tua di markas militer di Boyolali. Di sana Aidit diberondong AK-47 hingga tewas.
Aksi Aidit menyeret PKI pada kehancuran dan derita. Diperkirakan, sekitar sejuta kader dan anggota PKI dihabisi karena dianggap ikut aksi G30S.
Tapi tak ada orang PKI yang berani menentang DN Aidit. Sebagai Ketua Comite Central PKI dia adalah orang nomor satu dan sangat berkuasa. Aidit dianggap berjasa besar bagi PKI. Aidit sukses membawa PKI menempati urutan keempat pada Pemilu 1955. Saat menjelang 1965, kader dan simpatisan PKI mencapai tiga juta orang. PKI menjadi partai komunis terbesar setelah di Rusia dan China.
Saat G30S berantakan, Aidit lari ke Yogyakarta. Dia kemudian ditangkap tentara saat berada di Solo.
Tentara membawanya ke sebuah sumur tua di markas militer di Boyolali. Di sana Aidit diberondong AK-47 hingga tewas.
Aksi Aidit menyeret PKI pada kehancuran dan derita. Diperkirakan, sekitar sejuta kader dan anggota PKI dihabisi karena dianggap ikut aksi G30S.
3. Letkol Untung
Letkol Untung Sjamsuri adalah komandan militer gerakan 30 September. Atas koordinasi Sjam, Untung memerintahkan pasukannya menculik tujuh jenderal dan membawanya ke Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Rencana berantakan saat para jenderal sudah ada yang ditembak di rumah. Beberapa yang masih hidup kemudian dieksekusi di Lubang Buaya.
Gerakan 30 September gagal total saat Soekarno memerintahkan Untung menghentikan aksinya. Komandan Batalyon I Cakrabirawa ini bingung dan lari ke Jawa Tengah. Untung ditangkap saat menumpang bus malam ke Jawa Tengah.
Dia divonis mati dan akhirnya dieksekusi akhir Maret 1966.
Rencana berantakan saat para jenderal sudah ada yang ditembak di rumah. Beberapa yang masih hidup kemudian dieksekusi di Lubang Buaya.
Gerakan 30 September gagal total saat Soekarno memerintahkan Untung menghentikan aksinya. Komandan Batalyon I Cakrabirawa ini bingung dan lari ke Jawa Tengah. Untung ditangkap saat menumpang bus malam ke Jawa Tengah.
Dia divonis mati dan akhirnya dieksekusi akhir Maret 1966.
3
4. Brigjen Soepardjo
Brigjen Soepardjo saat itu punya jabatan strategis, Komandan Komando Tempur di Kalimantan. Dia membawahi ribuan prajurit dalam rangka persiapan perang terhadap Malaysia. Tapi menjelang G30S, Soepardjo malah pulang ke Jakarta. Diduga memang perwira ini telah dibina oleh Sjam Kamaruzaman dari Biro Chusus PKI.
Dalam G30S, Soepardjo yang punya pangkat lebih tinggi justru menjadi wakil komandan Letkol Untung. Karena itu walau menerima, beberapa kali Soepardjo mempertanyakan keputusan Untung.
Soepardjo juga punya peran penting sebagai juru bicara G30S untuk menemui Soekarno dan menjelaskan aksi ini. Tapi Soekarno ternyata tidak mendukung aksi G30S, walau juga tidak mengutuknya. Soekarno hanya memerintahkan Soepardjo dkk berhenti bergerak.
Soepardjo ditangkap Satgas Kalong tanggal 12 Januari 1967. Pada bulan Maret tahun yang sama, Soepardjo dseret ke Mahmilub dan akhirnya ditembak mati.
Dalam G30S, Soepardjo yang punya pangkat lebih tinggi justru menjadi wakil komandan Letkol Untung. Karena itu walau menerima, beberapa kali Soepardjo mempertanyakan keputusan Untung.
Soepardjo juga punya peran penting sebagai juru bicara G30S untuk menemui Soekarno dan menjelaskan aksi ini. Tapi Soekarno ternyata tidak mendukung aksi G30S, walau juga tidak mengutuknya. Soekarno hanya memerintahkan Soepardjo dkk berhenti bergerak.
Soepardjo ditangkap Satgas Kalong tanggal 12 Januari 1967. Pada bulan Maret tahun yang sama, Soepardjo dseret ke Mahmilub dan akhirnya ditembak mati.
- >
- <
5. Kolonel Abdul Latief
Bersama Letkol Untung dan Brigjen Soepardjo, Kolonel Abdul Latief merupakan salah satu perwira utama pelaku G30S. Saat itu Latief menjabat Komandan Brigade Infanteri I/Djaja Sakti. Jabatannya strategis karena dia membawahi pasukan pengamanan ibu kota.
Setelah G30S gagal, Latief ditangkap tentara Siliwangi di sebuah rumah di Benhil, Jakarta. Kaki Latief ditembak dan ditusuk bayonet. Selama puluhan tahun dia berada di ruang isolasi dan disiksa. Kakinya yang luka tak pernah diobati benar, hingga berbelatung.
Apa sebab Latief diperlakukan sedemikian rupa? Latief sendiri mengaku dia memegang rahasia Soeharto. Sebelum G30S, Latief telah memberi tahu Soeharto soal rencana penculikan para dewan jenderal itu. Latief memang cukup dekat dengan Soeharto.
Latief memang tak sempat dieksekusi, dia menghabiskan siksaan puluhan tahun di penjara. Saat reformasi dia dibebaskan dan meninggal tahun 2005 lalu.
Setelah G30S gagal, Latief ditangkap tentara Siliwangi di sebuah rumah di Benhil, Jakarta. Kaki Latief ditembak dan ditusuk bayonet. Selama puluhan tahun dia berada di ruang isolasi dan disiksa. Kakinya yang luka tak pernah diobati benar, hingga berbelatung.
Apa sebab Latief diperlakukan sedemikian rupa? Latief sendiri mengaku dia memegang rahasia Soeharto. Sebelum G30S, Latief telah memberi tahu Soeharto soal rencana penculikan para dewan jenderal itu. Latief memang cukup dekat dengan Soeharto.
Latief memang tak sempat dieksekusi, dia menghabiskan siksaan puluhan tahun di penjara. Saat reformasi dia dibebaskan dan meninggal tahun 2005 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
saya menunggu pendapat dan komentar Anda